Senin, 10 November 2014

"Ikan Lele" Komoditas Menjanjikan di Boyolali

Selain dari sektor pertanian dan perkebunan, komoditas Boyolali yang tidak boleh dipandang sebelah mata yaitu ikan lele. kawasan pembudidayaan lele yang terkenal di Boyolali yaitu di daerah Kampung Lele, Tegalrejo, Mangkubumen , Sawit, Boyolal. Pada post kedua ini saya akan me review lebih jelas tentang kampung lele dan komoditasnya.
Kampung lele adalah sebutan untuk desa Tegalrejo karena sebagian besar penduduk berprofesi sebagai pembudidaya lele. Awal mula kampung lele yaitu diawali oleh tiga orang petani desa Tegalrejo yaitu Sugiarno, Sugiardi, dan Darsino pada tahun 1990 bermula dari pekarangan rumah yang dijadikan sebagai usaha pembesaran budidaya lele. Usaha lele digunakan sebagai usaha sampingan dari usaha pokok bercocok tanam padi dan palawija. Masyarakat desa Tegalrejo menganggap usaha pembesaran budidaya lele tidak menguntungkan dan berisiko tinggi, tetapi Sugiarno, Sugiardi dan Darsino tetap menjalankan dan lebih berusaha untuk mengembangkan. Kampung Lele

Usaha yang dijalankan Sugiarno, Sugiardi dan Darsino semakin berkembang dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha pokok bercocok tanam padi dan palawija. Kondisi tersebut menjadi inspirasi masyarakat desa Tegalrejo bahwa usaha pembesaran lele lebih menguntungkan dan dapat dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Tahun 1993 masyarakat Tegalrejo mulai mengikuti jejak Sugiarno, Sugiardi dan Darsino untuk membudidayakan lele. Berkembangnya usaha pembesaran lele maka terbentuklah kelompok usaha budidaya lele yang berjumlah 16 orang dan kelompok tersebut bernama Bangkit Bangun Kelompok Ikan Tegalrejo.
Tahun 1998, usaha semakin berkembang, semakin luas kolam usaha budidaya lele dan jumlah anggota kelompok semakin banyak yang bergabung yaitu berjumlah 70 orang. Bertambahnya jumlah anggota kelompok, Darsino membuat struktur kelembagaan agar terkoordinir dengan baik. Darsino dan anggota masyarakat yang lain mengubah nama kelompok menjadi Karya Mina Utama, dimana karya berarti bekerja, mina berarti ikan dan utama adalah pokok.
Tahun 2006, kelompok Karya Mina Utama semakin maju dan dapat memproduksi lele sebesar 7 ton per hari sehingga pada tanggal 7 juni 2006 desa Tegalrejo didatangi oleh gebernur jawa tengah bapak Mardiayanto. Bapak Mardiyanto memberi nama pada desa Tegalrejo sebagai Kampung Lele.
Tahun demi tahun kampung lele semakin berkembang dengan berdirinya pengelolaan produk ikan lele yang terdiri dari abon lele, keripik ekor dan keripik sirip lele. Pada tanggal 20 februari 2007 kampung lele mendapat kunjungan dari presiden rebuplik Indonesia, bapak Susilo Bambang Yudoyono. Presiden memberikan penghargaan kepada Darsino selaku ketua kelompok mina karya utama yaitu satya lancana wira karya. Tahun 2009 menteri kelautan dan perikanan, Fadel Muhammad berkunjung dan memberikan perluasan kolam pada kampung lele untuk meningkatkan produksi olahan dan trobosan pasar sehingga dapat menjamin produksi pasar.
 
POTENSI PERIKANAN DI BOYOLALI
Jenis Ikan  Kolam/Kg  Perairan Umum (Kg) 
Tawes
Mujahir
Nila
Lele
Karper
42.157
34.216
45.860
4.380.000
72.541
25.813
27.525
39.875
48.139
31.245 
 Bisa dilihat dalam tabel bahwa jika dibandingkan dengan komoditas perikanan lainnya, lele menempati urutan teratas diantara 4 komoditi lainnya di Boyolali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar